Filosofi Kopi Pahit - jujujojo.com

Breaking

cari disini

Sunday, November 21, 2021

Filosofi Kopi Pahit

 

kopi hitam tanpa gula


Kopi pahit, jangan aneh, jangan bimbang apa lagi berpikir yang nggak-nggak misalnya lagi menuntut ilmu kepada si penikmatnya.

 

Kopi adalah minuman penambah energi yang membuat mata nggak ngantuk. Bagi penikmat kopi yang udah kecanduan, tiada hari tanpa kopi. pagi, siang, sore maupun malam tetap ngopi. Tujuh hari seminggu. kopi.


Memang ya kopi banyak manfaatnya mulai dari meningkatkan suasana hati, kopi untuk diet dan lain sebagainya. Selain manfatnya  pasti dong ada kerugiannya kalau diminum secara berlebihan semisal jantung yang berdebar karena kebanyakan kafein dari kopi.


Menurut penelitian yang pernah Djuju baca di internet, kopi lebih baik diminum tanpa gula. Manfaatnya bisa lebih dirasakan. 

 

Kopi pahit, Yang terbayang rasa dan aroma kopi gosong. Nggak kepikir rasa pahitnya. em.... pahit aja gitu.

 

Begitu juga pengalaman Djuju di rumah Pakde Jono yang biasa Djuju panggil Pakde Jo'. Di belakang halaman rumahnya. Di Selingi Kicauan burung dan suara serangga hutan.

 

"Tentang kopi, kopi pahit dan filosofi dari bapaknya Pakde JO' "


Siang itu selepas memetik kopi dibelakang rumahnya, kami duduk santai di sana. pakde minta kopi dibuatin kopi pahit sama istrinya, kopi kegemarannya dari dulu muda katanya. Memang ya sih sedari Djuju kecil Pakde Jo' selalu minum kopi pahit, malahan dulu biasanya Pakde minta buatin Djuju. Entah mungkin karena Pakde nggak mau ngeropotin orang yang membuatkan kopi. Cukup air panas dan kopi, selesai.


Apa karena dulu Pakde Jo' pernah punya kenangan pahit keseringan nggak mampu beli gula terus hanyan ada kopi dan air panas dan akhirnya keterusan sampai sekarang.


Nggak mungkinlah Kebun kopi di belakang rumah pakde aja luasanya ada sekitar dua hektar. Selagi muda aja Pakde Jo' udah punya motor terbaru hasil kebunnya, yang Pakde Jo' bilang cuma dia dikampung yang punya motor sebagus itu keluaran terbaru.


Sombong Pakde Jo', nggak juga dia pernah cerita itu katanya biar buat aku lebih termotivasi dan jika ada kebersahilan sebagian kecilnya boleh digunakan untuk membeli impian. Terus paman suka kopi pahit karena apa.

 

Minuman buatan bude pun akhirnya datang kami bertiga minum. Dua kopi manis buat aku dan bude dan segelas besar kopi pahit buat pakde. Kami asik berbincang-bincang.


Asik berbincang-bincang, tiba-tiba keluar aja pertanyaan dari mulut Djuju.


"Pakde, Kok pakde Jo' suka kopi pahit emangnya gak pahit atau bosan gitu dengan rasa pahitnya"


"Mernurut kamu kenapa ?"


"Nggak, heran aja, dari dulu Djuju kecil Pakde Jo' minumnya kesukaanya kopi pahit, kopi pahit dan kopi pahit"


"Terus kenapa memangnya Dju. Ini memang Pakde Jo suka Dju."


" Ya tu Dju, Bude juga pernah pingin tanya tapi sering lupa" 


"Itu Pakde, di kampus ada kakak tingkat Djuju yang hobinya kopi pahit, kopi pahit lagi dikirain suka rupanya lagi nuntut ilmu.  Sampai kabarnya dia digelari "kopi pahit sipenuntut ilmu" walau sampai dia menamatkan kuliahnya nggak ada yang tahu ilmu apa yang sedang dituntutnya.




Gara gara kopi pahit



Bude menatap pakde dengan penuh keheranan seakan percaya perkataanku kalau Pakde suka kopi pahit karena lagi ngamalin ilmu hitam.


"SEMBARANGAN, kamu nuduh Pakde Jo' minum kopi pahit karena ngilmu gitu gara-gara percaya dengan kabar angin" kata pakde sedikit marah.


Aku berkata dengan sedikit takut "Maaf Pakde Jo', soalnya Djuju penasaran" 


Dikala rasa takut karena salah omong dan perasaan nggak nyaman itu.

Pakde Jo' malah tertawa terbahak-bahak. sambil nepuk-nepuk pundakku


"Makanya kalau dapat kabar ditelaah dulu, jangan langsung telan aja, beginikan jadinya" kata Pakde Jo' yang ketawa lagi.


"Bener tu dju, kakak tingkatmu yang suka kopi pahit itu pasti sedang menuntut ilmu dju. Yang suka jus, air putih, yang suka teh disana juga sama lagi menuntut ilmu dju, emangnya di sana kamu nggak nuntut ilmu Dju".


Sambil garuk-garuk kepala benar juga kata Pakde Jo', semua mahasiswa dan mahasiswi di sana sedang menuntut ilmu. Emangnya kalau nggak nuntut ilmu terus nuntut apa.


"Gini Dju" Paman melanjutkan perkatannya.

"Dulu waktu kecil Pakde Jo' juga nggak suka kopi pahit rasanya nggak enak dan pastinya pahit tok dju" Pakde berhenti dan menyeruput kopi pahitnya dan mulai berkata lagi.


"Selang beberapa tahun Pakde Jo jadi suka karena manfaatnya dari orang tua Pakde Jo'".


"Tapikan pahit Pakde, nggak bikin mual atau nggak enak perut gitu pakde" kataku.


"Awalnyan memang gitu sempat pingin berhenti pakde waktu itu tapi kalau ingat filosofi kopi pahit dari bapaknya pakde kayaknya sayang"  Pakde berhenti lagi dan menyeruput kopi pahitnya lagi lalu bilang.


"Kopi pahit itu memang pahit sebab memang nggak ditambahin pemanis, Kalau ada yang bilang kopi pahit itu manis bisa diminum kayak air putih biasa tanpa merasakan pahitnya kopi bisa jadi moodnya lagi nggak baik atau ada gangguan suasana hatinya"


"Jadi pakde, kopi pahit itu jadi skala untuk nentuin mood dari diri penikmatnya gitu ya"


"Mungkin kurang lebih maksudnya gitu dju"


Lama ngomong-ngomong, dari arah dapur bude memanggil kami untuk makan siang. entah kapan bude ngilang dan tiba-tiba ada di dapur.







No comments:

Post a Comment