Mengapa Harus Ada Tumbal Dikesalahanmu ? - jujujojo.com

Breaking

cari disini

Wednesday, November 3, 2021

Mengapa Harus Ada Tumbal Dikesalahanmu ?



Kalau jatuh salah siapa ?

Salahkan saja lantainya

Kalau kepalamu teratuk salah siapa ?

Salahkan saja didinngnya

Apupun salahnya

Bukan salah saya

 

Padahal lantainnya dindingnya masih  disitu-situ juga, nggak kemana-mana. Mengapa harus laintai dan dindingnya yang disalahkan, Mengapa harus ada yang disalahkan, mengapa harus ada tumbal dikesalahanmu. Jika begitu terus kasihannya hidupmu.

 

"Buruk muka cermin dibelah"

 

 Siapa yang salah sampai jadi begitu, pasti dibilang itu salahnya orang-orang tua jaman old. ya memang begitu sih, tapi nggak bisa disalahkan seratus persen mereka juga dapat warisan dari jaman dulu juga, mungkin ada harapan yang baik sampai terjadi itu walau itu sebenarnya salah.


OK, Kita lanjut lagi ya bahasannya !

 

Menyalahkan orang itu adalah hal termudah ketika masalah terjadi dibandingakan dihadapi mending cari orang untuk dijadikan tumbal.  Cuci tangan terus pergi. Mengapa begitu, ada alasan untuk melakuakan itu mulai dari punya prinsip nggak tau salah (selalu benar) terus melampiaskan kesalahannya kepada orang lain dengan berbagai alibi, sampai keadaan yang mendesak sehingga perlu orang yang bisa disalahkan.


Apa iya orang yang salah nggak merasa bersalah dengan kesalahannya. Apa hati kecilnya nggak berontak. Ingin mengakui tapi ketakutan mengekangnya. 


Orang yang menyalahkan (menuduh),  merasa terintimidasi oleh kesalahannya ketika orang lain mengajukan pembenaran tentang suatu hal tentang dirinya. Dia malah membuat tuduhan lain kepada orang mengajukan pembenaran itu.


 ingat ya !

pernah salah itu nggak ada salahnya, asalkan bukan disengaja dan bangga dengan kesalahannya karena manusia nggak lepas dari kesalahan dan manusai dapat pelajaran mengambil pelajaran dari kesalahannya.


Pak guru dulu masih makan bangku sekolah pernah bilang, salah itu adalah proses dari kamu belajar. Salah dengan yang benar atau dengan asal-asalan, asal jawab atau asal nebak aja. Salah dalam proses itu adalah bentuk kamu belajar, kalau asa-asalan itu bukan belajar memang niat salah, sukur-sukur bisa betul walau kemungkianan salahnya lebih dari lima puluih persen.Intinya banyak berlatih untuk meminimalkan kesalahan. "Banyak latihan soal" ujar beliau.

 

Seperti kata-kata pembuka diatas tadi, "Apa pun salahnya, bukan salah saya". Sehingga ada orang-orang nggak tau cara mengahadapi kesalahan, bagaimana cara mengambil sikap ketika salah atau bertanggung jawab atas kesalahannya.


"Min gantung postingannya, gemana ni ?"

-Ok, lanjut dikomentar aja ya, biar jadi diskusi antara aku, kamu, dia dan mereka biar ada masukkan tentang masalah yang diangakat. Ditunggu komentarnya ya, dari kamu.

 





-Share di sosmedmu dan berikan komentar agar kita saling mengenal

No comments:

Post a Comment